The reason why ^^

Satu hal favorit yang saya senangi, semacam guilty pleasure, adalah menyendiri. Ketika Malam menutup tirai Siang, yang saya butuhkan hanyalah menggenggam seonggok gadget pemutar musik, tanpa perlu seuntai kata, segumpal aksara.

Saya senang sendirian. Bukan artinya saya adalah makhluk anti-sosial. Saya, hanya suka membenamkan diri pada sebuah diksi bernama sepi.

Saat saya nggak perlu berpura-pura. Ketika saya nggak harus memikirkan makhluk lain, di luar saya sendiri. Kala saya, cuma butuh beberapa menit untuk mengirimkan sinyal-sinyal lamunan dalam otak kecil saya, lalu meramunya menjadi sebuah cerita.

Menyepi, tak cuma berarti bertapa di dalam goa. Tidak juga hanya berdefinisi melarikan diri dari kehidupan kota. Atau membuat tenda di tengah hutan belantara.

Bukan. Bukan itu.

Bagi saya, menyepi, menyendiri, adalah hal-hal seperti ini:

Berjalan di tengah kerumunan masyarakat penggila mall,
sekali lagi - tanpa seorang pun yang menemani.

Atau bahkan, ketika saya duduk di depan jendela dunia,
menyaksikan apa yang terjadi di luar sana melalui linimasa jejaring sosial,
dan hanya menjadi seorang investigator kelas teri, seorang detektif kontrak hati.

Ya, saya tak perlu mencarinya kemana-mana.
Saya sudah puas dengan kosa kata dan para sinonimnya.
Sepi. Sunyi. Senyap. Diam.
Mereka tertidur lelap dalam diri saya.

Definisi kosa kata ini adalah satu: berbicara tanpa lawan bicara, hanya berkawan dengan paraalter-ego yang dipilah-pilah menjadi beribu bagian. Banyak orang menamainya monolog.

Sekali lagi. Saya, adalah orang yang suka membenamkan diri pada diksi, bernama sepi.


#CHC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

CERITA TENTANG KULIAH

Hai lagi ... Udah pagi, tapi tiba-tiba pengen bahas kuliah . Kamu udah jadi anak kuliahan nggak atau baru mau?  Ya terserah loh deh hah...